Di Masa Pandemi; Dengan Schoology Kreasi Guru
Tak Berhenti
Ida Bagus Pawanasuta
SMA Negeri 2 Semarapura
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran seharusnya dilakukan dengan menyenangkan dan memungkinkan interaksi terjadi antara guru dan siswa. Namun pandemi covid-19 menghalangi terjadinya proses interaksi ini.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sangat tanggap dalam menghadapi situasi ini dengan menerbitkan Kepmendikbud nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Dalam kondisi seperti ini, sekolah dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Mengelola pembelajaran selama masa pandemi untuk menghindari meluasnya penyebaran virus corona, pembelajaran dalam jaringan menjadi salah satu pilihan. Pembelajaran dalam jaringan bisa dilakukan dengan memanfaatkan Learning Management System (LMS).
Ada beberapa learning management system yang berkembang saat ini, diantaranya Moodle, Docebo,ATutor, Chamilo, OLAT (Arifudin,2016). Selain itu ada juga LMS yang sudah dikenal oleh kalangan guru seperti Quipper School, Edmodo dan Schoology. Penulis memilih Schoology sebagai alternatif pembelajaran dalam jaringan di masa pandemi.
PEMBAHASAN
Schoology adalah platform pembelajaran online gratis berbasis cloud, sistem manajemen pembelajaran jejaring social (Sanchez,2018). Schoology memberikan akses kepada guru dan siswa untuk berinteraksi dan bisa diakses kapanpun dan dimanapun serta memberikan akses juga kepada orang tua untuk memantau perkembangan belajar putra-purtinya.
Untuk menggunakan Schoology dalam pembelajaran. Pertama guru harus mendaftarkan diri (sign up) sebagai instructor dengan email aktif di halaman www.schoology.com. Setelah itu dilanjutkan masuk (log in) ke akun schoology yang sudah didaftarkan sebelumnya. Langkah berikutnya membuat kelas dengan mengklik course lalu pilih my course dan create course. Setelah membuat kelas, menambah materi dengan mengklik tab menu add materials. Ini adalah menu utama untuk mengelola kelas dan materi pembelejaran. Disamping itu, terdapat beberapa menu penting seperti; add folder, add assignments, add test/quizz, add discussion, add page, add media album, import from resources, dan find resources. Langkah-langkah membuat akun ditampilkan dalam video berikut atau di link https://www.youtube.com/watch?v=_rxPtiRTEMI
Setelah semua materi dipublikasikan, langkah selanjutnya adalah membagikan kode akses kelas kepada siswa. Siswa pertama kali harus sign up sebagai student untuk mendaftarkan diri di halaman schoology dengan menggunakan email yang aktif. Setelah itu siswa sudah bisa berinteraksi dalam jaringan apakah membaca materi, mengerjakan tugas atau quizz, dan yang lainnya.
Dengan memanfaatkan Schoology berbasis web dan aplikasi, guru dapat menanggulangi kesenjangan pembelajaran di masa pandemi covid-19. Pelayanan pendidikan juga tetap bisa diberikan kepada siswa tentunya dengan basis jaringan internet.
Ada beberapa hal baik pemanfaatan schoology dalam pembelajaran sebagai alternatif pembelajaran di masa pandemi. Pertama adalah Keep Connected. Guru dan siswa bahkan dengan orang tua tetap bisa terhubung. Kedua adalah Limitless Learning Time. Siswa bisa belajar mandiri melalui perangkat handphone kapanpun dan dimanapun. Ketiga adalah Free. Selain berbasis web, schoology juga bisa diunduh dalam bentuk aplikasi secara gratis.
Untuk mengetahui tingkat keberterimaan dan motivasi siswa belajar dalam jaringan dengan schoology, penulis melakukan survey dengan memanfaatkan google form. Ada 4 pertanyaan survey antara lain 1) Apakah anda senang belajar dengan media Schoology?; 2) Apakah anda semangat belajar dengan media Schoology?; 3) Apakah anda mengakses Schoology di luar pembelajaran?; dan 4) Apakah anda ingin belajar dengan media Schoology lagi?
Hasil survey tentang senang tidaknya siswa belajar dengan media schoology menunjukkan bahwa dari 180 responden 0% tidak senang, 7% cukup senang, 51% senang, dan 42% sangat senang. Aspek semangat tidaknya siswa menunjukkan sebanyak 0% tidak semangat, 11% cukup semangat, 64% semangat, 24% sangat semangat. Dari aspek sering tidaknya siswa mengakses schoology di luar jadwal pembelajaran menunjukkan 5% tidak pernah, 38% cukup sering, 41% sering, dan 17% sangat sering. Sedangkan dari aspek keinginan siswa belajar lagi dengan media schoology menunjukkan sebanyak 0% tidak ingin, 7% cukup ingin, 64% ingin, dan 28% sangat ingin. Seperti ditampilkan dalam grafik berikut.
SIMPULAN
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa schoology merupakan salah satu media pembelajaran berbasis web dan aplikasi sebagai alternatif pembelajaran daring di masa pandemi. Fitur-fiturnya sangat memungkinkan guru dan siswa saling terhubung dan belajar mengajar tanpa dibatasi waktu dan tempat.
Tingkat keberterimaan schoology oleh siswa juga tinggi baik dari sisi senang belajar, semangat dan motivasi untuk ingin belajar lagi dengan Schoology. Jadi dengan Schoology, guru bisa berkreativitas dan mededikasikan pelayanan pembelajaran di masa pandemi covid-19. Di masa pandemi, pembelajaran tidak boleh berhenti.
Arifudin, Ahmad. 2016.
Apa itu Learning Management System (LMS)? https://achmadarifudinsite.wordpress.com/2016/02/03/apa-itu-learning-management-system-lms/.
Diakses pada 5 Maret 2019.
Sanchez
Garcia, L.F. dkk. 2018. Schoology As An Alternative To Traditional Teaching
Tools For University Students. Spain: University of Alicante.
Hasil Check plagiasi: https://smallseotools.com/view-report/9c343832153c59e80aa5221edad6277e
Menarik sekali untuk dibaca Ajik🙏
ReplyDeleteTrimakasih Pak Safri Lubis 🙏
Delete